Wednesday, March 23, 2016

Opera Batak: 'Senandung Kampoeng Halaman'-Kritik Orang Batak Agar Tak Lupa Kampung Halaman

Banyak orang Batak yang sukses merantau, tapi lupa membangun tanah kelahirannya. Itulah kritik yang mencuat dalam Opera Batak bertajuk 'Senandung Kampoeng Halaman' garapan sutradara muda Rio Silaen.
Opera musikal itu dimulai sekitar pukul 20.00WIB di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2011). Mengisahkan tentang seorang pemuda Batak yang hendak merantau, namun berat hati meninggalkan ibu dan adiknya.Dilema lantas muncul. "Siapa yang merawat ibu, menemani ibu marende-ende (bersenandung) dan menjaga adik nanti?," kata sang pemuda. Namun ibunya berbesar hati, "Jangan khawatir. Pergi dan kejarlah cita-citamu anakku," katanya lirih.Momen mengharukan pun terjadi ketika mereka berpelukan dan menangis bersama. Kesedihan akan sebuah perpisahan digambarkan dengan baik di situ. Tangis dan harapan dibalut doa mengiringi langkah sang anak yang akan berjibaku di Jakarta.Selang beberapa tahun, pemuda dari desa kecil itu ternyata mampu menaklukkan kerasnya kehidupan Ibukota.